Izinkan diriku menghalalkan putrimu
"Assalamualaikum ~".
"Walaikumsalam..".
"Ada apa ya, dan mencari siapa.."
"Aku mencari kepala keluarga dirumah ini".
"iya, saya sendiri, saya adalah kepala keluarga dirumah ini"
Dengan tegas, pemuda itu berkata "Tujuanku datang kemari untuk menemui bapak,
ingin menghalalkan putri bapak untuk menjadi istriku.
Tersentak kaget, bapak itu kemudian bertanya..
"siapakah dirimu, wahai pemuda, berani datang untuk memperistri anakku"
Pemuda :
diriku ini bukanlah siapa-siapa pak,
hanya seorang pejalan kaki di jalan yang sunyi,
pembawa pijar cahaya di lorong yang gelap,
buku adalah temanku, kitab suci adalah sahabatku.
kesalahan dan dosa adalah pelajaran bagi hidupku.
bila bapak bertanya tentang keberanianku,
aku pun tidak tahu, hatiku menuntun ringan langkah kakiku,
tanpa keraguan, maupun gentar untuk menemuimu.
terdiam sejenak, bapak itu kembali bertanya :
"kamu punya apa untuk menjadikan putriku sebagai istrimu"
Pemuda :
sungguh, di dunia ini aku tidak punya apa-apa pak,
tidak ada milikku yang bisa kubanggakan padamu,
karena milikku saat ini, bukanlah milikku.
hanya titipan semata dan sementara dari Penciptaku.
satu Jaminan dariku untuk menjadikan putrimu istriku,
aku akan selalu berusaha untuk dekat kepadaNya,
kedekatanku padaNya, beserta ridhoNya
semua kebutuhan itu akan terjamin dengan sendirinya.
sebagaimana mestinya.
(bersambung..)
Suatu waktu...
akan datang masaku untuk mengatakan itu.
kepada seorang bapak atau ibu,
dari wanita yang hatinya, terpilih untuk hatiku.
terakhir ditulis 12:21, dini pagi.
6 Maret 2015. (berhenti sebelum tertidur tidak pada tempatnya)
"Walaikumsalam..".
"Ada apa ya, dan mencari siapa.."
"Aku mencari kepala keluarga dirumah ini".
"iya, saya sendiri, saya adalah kepala keluarga dirumah ini"
Dengan tegas, pemuda itu berkata "Tujuanku datang kemari untuk menemui bapak,
ingin menghalalkan putri bapak untuk menjadi istriku.
Tersentak kaget, bapak itu kemudian bertanya..
"siapakah dirimu, wahai pemuda, berani datang untuk memperistri anakku"
Pemuda :
diriku ini bukanlah siapa-siapa pak,
hanya seorang pejalan kaki di jalan yang sunyi,
pembawa pijar cahaya di lorong yang gelap,
buku adalah temanku, kitab suci adalah sahabatku.
kesalahan dan dosa adalah pelajaran bagi hidupku.
bila bapak bertanya tentang keberanianku,
aku pun tidak tahu, hatiku menuntun ringan langkah kakiku,
tanpa keraguan, maupun gentar untuk menemuimu.
terdiam sejenak, bapak itu kembali bertanya :
"kamu punya apa untuk menjadikan putriku sebagai istrimu"
Pemuda :
sungguh, di dunia ini aku tidak punya apa-apa pak,
tidak ada milikku yang bisa kubanggakan padamu,
karena milikku saat ini, bukanlah milikku.
hanya titipan semata dan sementara dari Penciptaku.
satu Jaminan dariku untuk menjadikan putrimu istriku,
aku akan selalu berusaha untuk dekat kepadaNya,
kedekatanku padaNya, beserta ridhoNya
semua kebutuhan itu akan terjamin dengan sendirinya.
sebagaimana mestinya.
(bersambung..)
Suatu waktu...
akan datang masaku untuk mengatakan itu.
kepada seorang bapak atau ibu,
dari wanita yang hatinya, terpilih untuk hatiku.
terakhir ditulis 12:21, dini pagi.
6 Maret 2015. (berhenti sebelum tertidur tidak pada tempatnya)
ilustrasi |
Tidak ada komentar: