Terjawab mengapa buku kecil ini memanggil
Pagi ini diawali dengan bacaan surat Al-Kahfi yang terhenti disetengah perjalanan karena urusan duniawi yang berpengaruh pada akhirat. yaitu janji, bagiku janji adalah hutang. Teringat hadist riwayat Tirmidzi, yaitu..
Rasululullah Saw. Bersabda : "Jiwa orang mukmin (disiksa atau tidaknya dikuburan) sangat tergantung pada hutang-hutangnya, sampai hutangnya itu dibayar".
Sebelum berhenti, Fokusku tertuju pada dua surat di ayat ini Al-Kahf, 30 dan 44.
"Tidak disia-siakannya pahala mereka yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Allah Yang Mahabenar, pemberi pahala dan balasan terbaik" kurang lebih seperti itu, (mohon maaf bila terdapat kesalahan yang kurang berkenan)
Urusanku pagi hari yaitu dengan ayahku, ke kantor pamanku, siang harinya berjanji untuk bertemu dengan Khalidah Kaha di kampus j1 kalimalang bekasi, walaupun tidak tepat waktu kuharap ia memaklumi.
istirahat sebentar di lobi kampus, the memories come. |
Setelah berbincang sebentar untuk menjenguk ka Abdurrahman yang dirawat dirumah sakit karena kecelakaan kendaraan bermotor dan telah melewati operasi, kami menunggu rekan yang juga ingin ikut menjenguk di kampus.
Karena sudah tiba waktunya, aku izin pamit pada kaha untuk melaksanakan ibadah jum'at di masjid Al-Azhar, terlintas, lama juga ya sudah tidak shalat jum'at disini. mungkin 2013, oh ternyata banyak perubahan, ada tempat tunggu seperti kantin dengan bangku dan meja panjang tempat dimana biasanya aku duduk melepas sepatu, dan didalamnya sedang direnovasi bagian dalam kubahnya.
renovasi Al-Azhar |
Setelah selesai melaksanakan ibadah Jum'at, ku bergegas kembali ke kampus.. karena tak ingin kaha sendiri menunggu lama - lama, sempat kaha bertanya, apakah aku sudah makan siang?, (belum dan lupa aku belum makan). Lalu fahreza datang, setelah sebentar berbincang datanglah wahyudi.
Setelah bercerita kabar masing-masing, kami merundingkan mau membawa apa ketempat kak Abdurrahman, maka diputuskan untuk mampir di toko buah daerah galaxy sebelum ke Rs.Pondok Kopi.
Ketika sampai di RS. Islam Pondok Kopi, waktu menunjukkan pukul 2 siang. ternyata itu sudah melewati waktu jam besuk yang berada pada tenggat waktu jam 11 sampai jam 1 siang, lantas bagaimana dengan mereka yang melaksanakan ibadah Jum'at tetapi ingin membesuk, haruskah kami menunggu sampai pukul 5 sore? kami berlima di tahan oleh petugas keamanan disana, bahwa hanya boleh satu orang saja yang masuk, serentak kami melihat ke arah Kaha, tetapi Kaha juga tidak mau bila masuk sendiri, aku coba berbicara dengan satpam tersebut, untuk diizinkan satu orang lagi, jadi berdua, dan satpam itu mengizinkan, kami bertiga sisanya menunggu di ruang tunggu sambil berbincang mengenai kabar kami masing-masing, dan berbagi informasi mengenai pekerjaan. tidak terasa sudah hampir satu jam kami berbincang, kemudian aku melihat Kaha dan Ka Farai sudah selesai menjenguk ka Abdur dari ruangannya.
Fahreza, saya, Wahyudi, dan Kak Farai (thx to Kaha) |
kami berniat bergantian menjenguk, tetapi kali ini benar-benar terbatas hanya satu orang yang boleh masuk. karena waktu adzan sudah tiba, kami menuju masjid untuk melaksanakan ibadah Ashar. kebetulan ada ayahnya Ka Abdurrahman, dan disarankan kita mencoba memasuki lewat jalur belakang, yaitu dekat masjid. tapi ketahuan oleh satpan sehingga percobaan untuk memasuki jalur belakang dibatalkan, dan saya masuk terlebih dahulu kepada Ka Abdurrahman, kaha menitipkan sebuah surat untuk ka Abdurrahman, dan setelah berbincang didalam, "yang lain mana sal?", suruh masuk aja lewat jalur belakang, dan aku mencoba menghubungi wahyudi, kaha, dan yang lainnya. sampai mereka pun tiba setelah melewati jalur belakang ditemani oleh Ayah ka Abdurrahman.
Masih tetap bisa berpose |
Wahyudi lama ya kaha.. sabar.. |
Nurse stasion An-Nas, Allah yang Maha Menyembuhkan. |
Setelah menjenguk ka Abdur di Rs. Islam Pondok Kopi, aku menjenguk tante/ bunda Rahimah di RS.Mitra Keluarga Bekasi. Dengan melihat keadaan Pak Nasrudin, kondisinya kurang fit karena sudah berjaga beberapa malam. beliau secara tidak langsung meminta saya untuk berjaga malam ini, menemani bunda Rahimah. aku tak bisa menolak, walaupun sepertinya fisikku ingin menolak, tetapi, kekuatan pikiran mampu membohongi badan. karena beberapa hari ini keadaanku sendiri kurang sehat, sering pulang larut malam, dan hujan-hujanan.
Bang Febi dan Bunda |
Bunda Terharu, satu keluarga mengunjungi |
Sungguh tak terencana, mendadak jaga, tak ada Al-Qur'an.. baterai lowbat.. tak selesai al-Kahf ku hari ini.. dan mungkin aku merasa akan bosan karena tak ada sesuatu yang ku kerjakan, yang membuatku terjaga dari kantuk.
Akan tetapi.. saat itu juga Teringat bahwa,
2 hari lalu kulihat di tumpukan buku,
Buku kecil ini seperti memanggil,
Sudah berpakaian rapi bersepatu untuk berangkat bekerja,
aku kembali ke atas tingkat, teringat buku kecil ini..
Rihlah Allah (Perjalanan berjumpa Allah) |
Entah, saat itu kupikir mungkin saja tidak akan sempat terbaca di kantor tempatku bekerja, karena jadwal fase SIT (System Integration Test) sudah mau berakhir.
Segera buku itu kugenggam dan kumasukkan dalam tas.
Tanpa tau mengapa buku itu seperti memanggilku.
Malam ini, tanpa laptop, yang membuatku tetap terjaga.
Tanpa rencana untuk berjaga.
Buku ini menemaniku dengan setia.
Saat paman pulang untuk mengistirahatkan fisiknya.
Ku temani bunda di RS Mitra Keluarga.
Yang baru saja melewati kemo pertama.
Terima kasih ya Allah.
Terima kasih atas tanda Kebesaranmu.
“La Haula wa la Quwwata illa billah”
Ya Allah Jalla Jalaluhu.
12:25 dini pagi.
berganti hari.
Bersyukur.
Dokter Dodi, memeriksa Bunda |
Tidak ada komentar: