Isi Angin Ban Motor Rp.4000
Hari ini semenjak sebelum berangkat bekerja firasat saya mengatakan akan terjadi sesuatu, perasaan aneh.. benar saja, ban motor yang dikendarai ternyata kurang angin. dan saya putuskan untuk berhenti, di tempat mengisi angin yang sama, pada saat peristiwa hikmah di balik ban pecah.
saya turun dari motor, melihat ke arah toko kecil yang memasang pajangan ban - ban, oli, dan perkakas motor, tidak ada orang, tetapi terlihat buka... perasaan hari sudah siang.. jam 10an, padahal sudah agak telat saya berangkat ke kantor karena pagi tadi ada urusan...
ternyata, di dalam ruangan dari besi yang seadanya ini dua orang laki laki sedang tertidur. saya coba memanggil, dan mencoba membangunkan dengan suara perlahan.. "bang.. bang.. isi angin". salah satu dari kedua laki laki yang tertidur ini mencoba bangun.. berjalan dengan agak sempoyongan dan pincang. kemudian menghampiri alat pengisi angin, dan mulai melepas pentil motor ban depan motor saya, seperti biasa, bila mengisi angin memastikan mengisi dua - duanya (depan belakang).. ketika itu, saya merogoh isi kantong celana dan mengambil uang dua ribuan..
ilustrasi. Isi ban Angin |
ketika melihat duit yang saya genggam, tiba tiba mimik wajah abang tambal ban ini terlihat berubah, sedikit geram, mungkin ia terganggu tidurnya hanya karena uang Rp. 2000 ( dua ribu rupiah ), dan tiba - tiba ia berkata dengan logat agak keras dan menyebalkan, "isi angin depan belakang 4000" sambil berlalu meninggalkan saya yang masih dalam keadaan berpikir.. (isi angin saja 4000 rupiah?... mendingan saya naik busway!) sempat saya gerutu dalam hati..
ya Allah sungguh ini bukan soal uang, tetapi bagaimana sikapnya itu yang membuatku berpikir, aku merasa bersalah, mungkin ia lelah, dan terganggu tidurnya karena diriku
beberapa saat kemudian tercium aroma bir setelah ia berbicara dan berlalu.. hmm. pantas saja.. kemudian saya menunduk melihat ban depan motor, sambil menekan-nekan ban depan dan mencoba mengencangkan pentil ban motor, karena di waktu yang lalu pentil ban motor ini hilang setelah menambal ban disini... benar saja, pentil motor ini tidak dipasang dengan benar, hanya tertempel.. ya Allah.. apakah si abang ini tidak ikhlas, pikir saya... mungkin ini kah firasat yang coba kau tunjukan padaku semenjak pagi tadi ya Allah ? terbesit pikiran itu dalam hatiku..
saya kembali berdiri.. memastikan stang motor telah terkunci,
mengambil uang dalam dompet, tidak banyak, sekiranya uang sejumlah jatah makan siang saya hari ini.
karena saya sudah membuat bekal untuk makan siang sebelum berangkat.
saya hampiri si abang yang mengeluarkan aroma bau bir itu, dengan kesal dia menatap saya.
saya coba untuk ramah dan tersenyum sambil meminta maaf..
"Maaf bang, kalau tidurnya jadi terganggu, kataku.. ini uang untuk abang makan siang, semoga rezeki abang lebih baik, dan berkah"
segera saya pergi melangkahkan kaki, abang itu terdiam tidak bicara sama sekali.
mungkin kesadarannya masih kurang, tetapi saya tidak peduli.
kunyalakan motor dan pergi,
meninggalkan tempat itu dan menegaskan diri untuk tidak pernah datang kesitu lagi.
Terima kasih ya Allah Jalla Jalaluhu.mungkin dengan cara itu Allah SWT menegurku,agar lebih bersyukur dengan rezekiku
Tidak ada komentar: