Renovasi lantai dua dan atap Masjid As-Salaam
Hari ini aku tidak masuk bekerja, fisikku tidak lagi dapat dibohongi dengan kekuatan pikiran. lebih dari seminggu hariku di akhiri dengan kondisi yang selalu pulang larut malam, pikiran yang terus menerus bekerja mulai dipaksa dengan daya seadanya dan perlahan kekurangan tenaga..
hahh.. aku sudah berusaha sebisanya, ingin kupaksa hari ini, tetapi setengah badanku terasa kehilangan daya, pegal - pegal, iya itu. sampai waktu tiba pukul 11, dengan bersimbah keringat, aku berusaha bangkit dari tempat tidur dan segera bersiap, untuk melaksanakan ibadah shalat jum'at.
...
sesaat setelah shalat jum'at selesai, ingin ku bersalaman dengan sisi kiri dan kananku, tiba - tiba orang di sebelah kiriku terbangun, maju ke depan, aku kaget, siapakah dia? tiba tiba berdiri, dan membuat imam shalat yang sedang meracik dan membaca do'a berhenti.. oh.. wajahnya itu.. itu ternyata kak Karna, Ustad Sukarna, salah satu pengurus Masjid As-Salaam, karena terheran heran melihat perilaku tadi, aku tidak sadar orang di kananku ingin bersalaman, agak kaget, dan kemudian setelah bersalaman, perhatianku kembali teralih ke depan..
apakah sangat penting sampai segitu terburu - burunya? ( pikirku ).
Kak Karna menyampaikan sesuatu.. beliau menyampaikan informasi ucapan terima kasih atas bantuan materi berupa uang ataupun non materi, makanan atau minuman untuk para pekerja, dan memberitahukan bahwa renovasi atap Masjid As-Salaam telah dilaksanakan satu minggu masih membutuhkan sumbangan sukarela untuk pembangunannya, aku mencoba berfikir positif, oh maklum.. mungkin kak Karna ingin menyampaikan saat orang masih ramai,
Masjid As-Salaam.. gumamku kecil sambil ku melihat ke arah atap yang terlihat ditutup terpal, anganku melayang.. mengingat masjid tempat kecilku mengaji dan bermain ini sedang di bongkar, membetulkan pondasi pilar di lantai dua dan atapnya, terbayang.. bahwa hampir semua keluarga besar dan kerabat dari Ayahku, ketika wafat selalu di shalatkan disini, di Masjid ini, dan tetiba teringat saat Almarhumah Adikku dulu, masjid ini penuh sepenuh-penuhnya.. sampai sebagian orang tidak bisa ikut menshalatkan almarhumah karena sudah penuh..
ah.. mataku mulai berkaca, terlalu jauh aku mengingat, membuatku sedih. seraya do'a dieja oleh imam tadi, sedikit demi sedikit orang berdiri, entah apakah mereka perduli dengan informasi tadi.. sementara, pamanku, Om Jack memperhatikan orang-orang yang pergi begitu saja.. ku ingat bahwa hari ini sudah memasuki tanggal tua, apalagi kondisi ekonomi saat ini sangat sulit, tentunya pembangunan renovasi lantai dua dan atap masjid ini juga membutuhkan dana yang cukup besar..
"Belajarlah untuk memberi, baik ketika engkau sedang lapang maupun sempit, sedang bahagia maupun berduka. Berusahalah untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang membutuhkan. Hal itu akan membuktikan keimananmu kepada Allah. Akan membuktikan bahwa Allah memang telah menetapkan rezeki tiap orang dan penetapan tersebut tidak akan tertukar. "
"Simpanlah sekedarnya apa-apa yang telah Allah berikan kepadamu. Jangan pernah takut miskin. Allah akan memberikanmu apa-apa yang telah dijanjikan-Nya kepadamu. Tidak ada seorang pemurahpun yang akan dihancurkan dalam kemiskinan karena kepemurahannya"
...
bagaikan petir menyambar di dalam jiwa, getar yang kurasakan hanya dalam batinku sendiri. Dalam dudukku di masjid yang mulai ramai orang berdiri, lalu lalang meninggalkan tempat dan kembali kepada kesibukan duniawi..hingga akhirnya mulai sepi.. ku menyadari dan kutahu inilah ujian yang Allah Subhanahu wa ta'ala kirimkan padaku, tentang keikhlasan untuk melepaskan, seberapa besar keikhlasanku untuk mengeluarkan harta yang kumiliki di jalan Allah Tabarakta wa ta'ala.
sesampainya dirumah, ku ambil uang tabungan yang sengaja telah kusisihkan untuk bulan ini, tidak banyak jumlahnya memang, tetapi lumayan, ku simpan dalam amplop untuk diserahkan kepada panitia pembangunan dan kuperhitungkan sisanya untuk memenuhi kebutuhan hidupku sampai hasil kerjaku di akhir bulan ini terbayarkan. Insya Allah, tekadku bulat, semoga berkah, semoga Masjid As-Salaam yang sedang direnovasi segera terselesaikan.. dan sejujurnya, ada ketakutan tersendiri dalam batinku ini, setiap kali kusadari tanda kebesaranNya, sesuatu seperti hikmah dan petunjuk yang tersirat pada suatu hal, dari Allah azza wa jalla yang datang padaku, aku takut, sungguh aku sangat takut apabila aku melakukan kelalaian, sementara teguran dan petunjukNya telah datang.
Jum'at. 23 Oktober 2015.
ah.. mataku mulai berkaca, terlalu jauh aku mengingat, membuatku sedih. seraya do'a dieja oleh imam tadi, sedikit demi sedikit orang berdiri, entah apakah mereka perduli dengan informasi tadi.. sementara, pamanku, Om Jack memperhatikan orang-orang yang pergi begitu saja.. ku ingat bahwa hari ini sudah memasuki tanggal tua, apalagi kondisi ekonomi saat ini sangat sulit, tentunya pembangunan renovasi lantai dua dan atap masjid ini juga membutuhkan dana yang cukup besar..
pantas saja, tadi kak Karna ketika shalat baru saja selesai, langsung berdiri, melewati beberapa barisan dari tengah ke depan dan memotong imam yang mulai mengeja do'anya.. memberikan informasi seringkas mungkin, mungkin dana yang dibutuhkan masih jauh dari kata "CUKUP". dan tentunya beliau khawatir, bila pembangunan tidak cepat diselesaikan, musim hujan akan turun.. bila atap tidak segera tertutup, hanya menggunakan terpal, akan memperburuk kondisi bangunan atas masjid.sesaat terdiam.. batinku teringat pada suatu kalimat, ya baru saja kemarin.. aku membaca dan memahami makna ayat dan beberapa tulisan dibawah ini..
“Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini.” (QS.47:38) .
"Belajarlah untuk memberi, baik ketika engkau sedang lapang maupun sempit, sedang bahagia maupun berduka. Berusahalah untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang membutuhkan. Hal itu akan membuktikan keimananmu kepada Allah. Akan membuktikan bahwa Allah memang telah menetapkan rezeki tiap orang dan penetapan tersebut tidak akan tertukar. "
"Simpanlah sekedarnya apa-apa yang telah Allah berikan kepadamu. Jangan pernah takut miskin. Allah akan memberikanmu apa-apa yang telah dijanjikan-Nya kepadamu. Tidak ada seorang pemurahpun yang akan dihancurkan dalam kemiskinan karena kepemurahannya"
...
bagaikan petir menyambar di dalam jiwa, getar yang kurasakan hanya dalam batinku sendiri. Dalam dudukku di masjid yang mulai ramai orang berdiri, lalu lalang meninggalkan tempat dan kembali kepada kesibukan duniawi..hingga akhirnya mulai sepi.. ku menyadari dan kutahu inilah ujian yang Allah Subhanahu wa ta'ala kirimkan padaku, tentang keikhlasan untuk melepaskan, seberapa besar keikhlasanku untuk mengeluarkan harta yang kumiliki di jalan Allah Tabarakta wa ta'ala.
sesampainya dirumah, ku ambil uang tabungan yang sengaja telah kusisihkan untuk bulan ini, tidak banyak jumlahnya memang, tetapi lumayan, ku simpan dalam amplop untuk diserahkan kepada panitia pembangunan dan kuperhitungkan sisanya untuk memenuhi kebutuhan hidupku sampai hasil kerjaku di akhir bulan ini terbayarkan. Insya Allah, tekadku bulat, semoga berkah, semoga Masjid As-Salaam yang sedang direnovasi segera terselesaikan.. dan sejujurnya, ada ketakutan tersendiri dalam batinku ini, setiap kali kusadari tanda kebesaranNya, sesuatu seperti hikmah dan petunjuk yang tersirat pada suatu hal, dari Allah azza wa jalla yang datang padaku, aku takut, sungguh aku sangat takut apabila aku melakukan kelalaian, sementara teguran dan petunjukNya telah datang.
Jum'at. 23 Oktober 2015.
Tidak ada komentar: