Muslim sebagai Ummatan Wasathan

Islam adalah agama yang Allah Tabarakawata'alla turunkan ke muka bumi dalam rangka mengatur keseimbangan hidup dan kehidupan. Hal ini dibuktikan dengan keterangan ayat dalam Al-Qur'an yang menyebut para hamba-Nya, kaum muslimin sebagai ummat pertengahan, 

Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang tengah, agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. - QS Al Baqarah : 143

Keseimbangan di dalam Islam secara khas diwujudkan melalui urusan duniawi dan ukhrawi (akhirat). atau dalam istilah lain hablumminallah (berhubungan baik dengan Allah dalam konteks akhirat) secara vertikal dan hablumminannas (berhubungan baik dengan sesama, dalam konteks duniawiyah) secara horizontal 

Al-Qur'an al Karim menegaskan betapa pentingnya keseimbangan hidup dunia dan akhirat, keseimbangan ruhani dan materi, sehingga dua peran yang melekat pada diri manusia ➞ sebagai pengabdi Allah dan wakil/pengganti peran Allah (khalifah) ➞ yang dilaksanakan secara bersamaan secara harmonis dan padu padan.

Dalam menjalani kehidupan di alam fana ini, Islam tidak sekedar mengajak manusia agar berhasil menjalani kesalihan individual (ritual ketuhanan, melaksanakan syariat) saja, tetapi juga agar manusia menjalani kesalihan sosial yang menghargai dinamika sosial kemasyarakatan, nah.. ada satu contoh bagus hal ini, lihatlah bagaimana sikap Fahri dalam film Ayat-Ayat Cinta 2 terhadap tetangga-tetangganya yang berbeda keyakinan beragama.

Umat Islam menurut Buya Hamka adalah umat yang menempuh jalan tengah, menerima hidup dalam keadaannya. Percaya kepada akhirat, lalu beramal di dalam dunia. Mencari kekayaan untuk membela keadilan, mementingkan kesehatan ruhani dan jasmani karena kesehatan ini akan bertalian dengan kesehatan yang lain. Mengutamakan kecerdasan dan akal-pikiran, yang diiringi dengan menguatkan ibadah untuk melembutkan atau menghaluskan perasaan.

Wallahu a’lam bish-shawab.